Rancangan Bahan Pembelajaran


1.      Rancangan Bahan Pembelajaran
1.1.      Peran Guru dalam Pengembangan dan Penyajian Bahan Pembelajaran
Pembelajaran sebagai suatu yang kompleks, yaitu proses yang melibatkan banyak komponen. Salah satu komponen yang memiliki peran besar dalam menumjang keberhasilan si belajar adalah komponen guru atau instruktur. Tugas guru atau instruktur dalam proses pembelajaran dikelas banyak sekali. Ada tiga tugas pokok guru atau instruktur yang amat penting, yaitu sebagai perancang (designer), pelaksana (executor) dan penilai (evaluator) (Gegne, 1974). Ketiga tugas utama ini apabila benar-benar dilaksanakan oleh guru atau intruktur bukanlah suatu pelkerjaan yang ringan. Tugas ini memerlukan suatu perhatian khusus karena atas dasar pelaksanaan tugas inilah seorang guru atau intruktur seharusnya membuat keputusan terhadap, baik kepada aktivitas si belajar seluru kelas maupun secara perorangan.
Mukhtar dan Martinis Yamin menjelaskan bahwa, untuk mewujudkan pemebelajaran yang berhasil (efektif), seorang guru harus melaksanakan beberapa peran, sebagai berikut:
a.       Guru sebagai model. Anak dan remaja bergerak kearah idealism dan kritis. Mereka membutuhkan guru sebagai model yang dapat dicontoh dan dijadikan teladan. Karena itu guru harus memiliki kelebihan, baik pengetahuan, keterampilan maupun kepribadian.
b.      Guru sebagai perencana. Guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang operasional. Dalam perencanaan ini siswa perlu dilibatkan, sehingga menjamin relevansinya dengan perkembangan, kebutuhan dan tingkat pengalaman mereka.
c.       Guru sebagai pendiagnosa kemajuan belajar siswa. Peran ini erat kaitannya denga tugas mengevaluasi kemajuan belajar siswa. Penilaian memiliki arti yang penting bagi siswa, orang tua, dan bagi guru itu sendiri.
d.      Guru sebagai pemimpin.  Guru adala pemimpin dalam kelas, sekaligus sebagai anggota kelompok-kelompok dari siswa.
e.       Guru sebagai petunjuk jalan kepada sumber-sumber. Guru berkewajiban menyediakan  berbagai sumber yang memungkinkan akan memperoleh pengalaman yang kaya.
Sejalan dengan tugas pokok guru atau intruktur sebagaimana yang dikemukakan Gegne diatas, fungsi guru atau instruktur menurut dick and Carey adalah sebagai pemberi motivasi (the motivator), penyaji informasi (Presenting the information atau information presenter), pembimbing kegiatan-kegiatan latihan (the leader of practice activities), dan penilai (the evaluator atau the tester).
1.2.      Penentuan Strategi yang Tepat Untuk Bahan yang Sesuai
Selain tugas seperti diatas, guru atau intruktur juga mengembangkan bahan pembelajaran yang dipilih dan disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang dipakainya. Kemungkinan besar apabilah tugas ini dikerjakan, maka guru atau instruktur memiliki peran lebih besar ketimbanga yang pertama tadi dalam kegiatan penyajian. Beberapa bahan yang tersedia atau mungkin sja tidak tergantung pada  guru atau instruktur. Apabila bahan tidak ada, barulah guru atau instuktur harus mengembangkan dan menyediakan petunjuknya yang dispesifikasi dengan strategi pembelajaran yang akan dipakai. Misalnya bahan-bahan yang dipakai dalam strategi ceramah bisa berbeda dengan strategi mandiri. Untuk melaksanakan tugas secara professional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.
1.3.      Perencanaan bahan dengan mengunakan berbagai sumber
Bahan/materi merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran “ dikonsumsi” oleh peserta didik. Bahan ajar merupakan materi yang terus dikembangkan secara dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntunan perkembengan masyarakat. Guru, disamping mengembangkan bahan pembelajaran ia dapat merancang bahan itu dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang telah tersedia. Dengan cara demikian, ia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mengelola bahan. Dengan caa memberikan petunjuk atau bimbingan kepada sibelajar untuk bahan yang telah ada guru atau instruktur mampu mengembangkan bahan-bahan belajar secara bebas dan ia dapat memberikan konsultasi si belajar yang memerlukan.
Cara penyajian rencana dalam pembelajaran merupakan suatu yang penting dalam mengembangkan bahan pembelajaran yang didasarkan pada strategi pembelajaran direncanakan atau dirancang. Apabila pembelajaran dimaksud tidak melibatkan peran guru atau instruktur yang lebih besar (lepas dari guru dan instruktur), maka bahan pembelajaran yang disusun atau dikembangkan harus mencakup seluruh peristiwa pembelajaran sesuai dengan stateginya.
1.4.      Pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dan proses pengembangan
a.    Pemilihan Bahan
Tahap berikutnya yang dilakukan guru setelah mengembangkan strtegi pembelajaran adalah menentukan apa sudah ada bahan yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Bahan pelajaran ini mungkin melimpah ruah, tetapi tidak cocok dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, perlu diupayakan sumber-sumber (sumber belajar) yang relevan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Strategi yang dikembangkan dapat dipakai untuk menetapkan apakah bahan yang ada sesuai, jika mungkin perlu disesuaikan atau dikembangkan sebelum digunakan. Penilaian tehadap bahan-bahan ajar dilakukan dengan cara nilai apakah:
Ø  Keadaan bahan cukup menarik
Ø  Adanya kesesuaian dengan ini
Ø  Urutan sudah benar
Ø  Informasi yang perlukan cukup tersedia
Ø  Adanya latihan-latihan praktis
Ø  Terdapat umpan balik yang tepat
Ø  Tersedia tes-tes yang sesuai
Ø  Kemajuan si belajar secara umum
Ø  Sesuai dengan bimbingan si belajar telah diberikan yang dapat dipakai untuk mengarahkan mereka dari suatu kegiatan ke gegiatan berikutnya.
b.   Mengawali proses pengembangan
Pada tahap akhir setelah guru atau instruktur menentukan starategi pembelajaran yang tepat, barulah pengembangan pembelajaran siap dilakukan. Khususnya dalam pengembangan (bahan pembelajaran mandiri) ini ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan.
a.       Petunjuk si belajar
Petunjuk si belajar ini mencakup cara penggunaan sumber-sumber yang terdapat dalam paket. Petunjuk ini berisi pokok tentang strategi pembelajaran bagi siswa.
b.      Bahan pelajaran
Bahan ini terdiri atas informasi tertulis atau yang disertai media, sehingga si belajar tinggal mengunakan untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran. Bahan ini mencakup untuk mencapai tujuan utama dan berbagi bahan remedial atau pengayaan.
c.       Penilaian
Semua bahan harus disertaui dengan penilaian atau tes. Tes ini terdiri dari tes tingka laku awal atau prates dan pasca tes. Guru atau instruktur perlu membuat rancangan atau jadwal waktu pelaksanaan testing menurut kesempatan si belajar.
d.      Pedoman guru atau instruktur
Buku ini berisi tentang begaimana informasi, antara lain tujuan yang ingin dicapai, keinginan belajar (baik kegiatan kelompok maupun mandiri) bahan belajar dan sumber belajar yang digunakan, media pembelajaran dan termaksud rancangan bahan tes yang akan dipakai.
2.      Stategi Pembelajaran
Secara umum strategi pembelajaran dapat diartikan bahwa “setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepadda pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan”. Dick dan carey (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran berisi penjelasan komponen-komponen dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pda pembelajar. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi pembelajaran merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Menurut Dick dan Carey mengemukakan bahwa terdapat lima komponen dari strategi intruksional, yaitu:
  1. Kegiatan prapembelajaran,
  2. Penyajian informasi,
  3. Pertisipasi pembelajar,
  4. Tes, dan
  5. Tindak lanjut
Sedankan menurut Gagne dan Griggs (1979) mengemukakan bahwa tedapat Sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:
  1. Memberi motivasi atau menarik perhatian,
  2. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada pembelajar,
  3. Mengigatkan kompetensi prasyarat,
  4. Memberikan stimulus (masalah, topik, konsep),
  5. Memberikan petunjuk belaja (cara mempelajari),
  6. Menimbulkan keterampilan pembelajar,
  7. Memberikan umpan balik, dan
  8. Penyimpulan.
Briggs dan wager (1991) bahwa tidak semua bahan belajar memerlukan seluru Sembilan urutan kegiatan tersebut. Sebagian bahan belajar hanya mengunakan beberapa diantara Sembilan urutan kegiatan tersebut dan tergantung pada karakteristik pembelajar dan jenis perilaku yang diininkan dalam tujuan pembelajaran
Menurut suparman (1995), di dalam strategi pembelajaran termaksud empat komponen kunci, yaitu:
  1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan pembelajaran dalam menyampaikan isi pembelajaran pada pembelajar.
  2. Metode pembelajaran, yaitu cara pembelajar mengoeganisasikan isi pembelajaran agar terjadi proses belajar yang efektif dan efisien.
  3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan pembelajar dalam kegiatan pembelajaran, dan
  4. Waktu yang digunakan oleh pembelajar dan pembelajar dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara sistematik dalam mengkonsumsikan isi bidang studi kepada pebelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Selain itu, strategi pembelajaran berhubungan dengan bagaimana cara menyampaian isi bidang studi. Strategi pembelajaran yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini, mengacu pada pendapat Reigeluth dan Stein (1983) yang membagi tiga variabel utama startegi utama pembelajaran, yaitu:
  1. Strategi pengorganisasian isi pembelajaran,
  2. Strategi penyampaian isi pembelajaran, dan
  3. Strategi pengelolaan isi pelajaran.
2.1.      Strategi Pengorganisasian (Organization Strategy)
Reigeluth, Bunderson, dan Merril (1977) menyebutkan istilah strategi pengorganisasian isi pembelajaran sebagai structural strategy, yaitu suatu strategi yang mengacu kepada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip saling berkaitan.
Penggarapan strategi pengorganisasian pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari karakteristik structural isi bidang studi. Hal ini disebabkan struktur isi bidang studi memiliki implikasi yang sangat penting bagi upaya pembuatan urutan dan sintesis antar isi dari suatu bidang studi struktur bidang studi mengacu pada keterkaitan diantara bagian-bagian yang tercakup dalam suatu bidang studi yang dapat berupa struktur belajar atau hirarki belajar, struktur procedural, struktur konseptual dan struktur teoritik.
Sala satu langkah yang dapat ditempuh dalam pengorganisasian isi bidang studi adalah dengan menggunakan model elaborasi (Degeng, 1997). Reigeluth dan Stein (1983) mengemukakan tujuh komponen yang diintegrasikan dalam teori elaborasi, yaitu:
a.       Urutan elaboratif
Urutan elaboratif dari sederhana ke kompleks atau umum ke rinci, yang memiliki karasteristik khusus mendeskripsikan cara yang amat berbeda dengan cara yang umum digunakan dalam menata urutan pembelajaran dari umum ke rinci.
b.      Urutan prasyarat belajar
Urutan prasyarat yang dimaksud disini sepadang dengan struktur belajar atau hirarki belajar yang dikemukakan oleh Gagne (1968). Sebagai komponen strategiteori elaborasi, ia mendefinisikan sebagai struktur yang menunjukkan konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip mana yang harus dipelajari sebelum konsep-konsep. Prosedur-prosedur atau prinsip-prinsip yang dapat dipelajari.
c.       Rangkuman
Tinjauan kembali terhadap apa yang telah dipelajari penting sekali dalam usaha mempertahankan retensi. Rangkuman berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat mengenai isi bidang studi yang telah dipelajari dan contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep, prosedur atau prinsip yang diajarkan. Teori elaborasi memperkenalkan dua jenis rangkuman yaitu rangkuman internal dan rangkuman eksternal. Rangkuman internal diberikan pada akhir setiap suatu pelajaran dan hanya merangkum isi bidang studi yang baru diajarkan. Rangkuman eksternal diberikan setelah beberapa kali pelajaran, yang merangkum isi yang telah dipelajari dalam beberapa kali pelajaran berlangsung.

d.      Pensintesisan (synthesizer)
Pensintesisan adalah kompenen strategi teori elaborasi yang berfungsi untuk menunjukkan kaitan diantara konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang diajarkan.
e.       Analogi
Analogi merupakan komponen strategi teori elaborasi yang amat penting, karena dapat memudahkan pemahaman tentang pengetahuan yang baru dengan cara membandingkan dengan pengetahuan yang sudah dikenal oleh pembelajar.
f.       Pengaktif strategi kognitif
Strategi kognitif yang dimaksud dalam konteks ini adalah keterampilan-keterampilan yang diperlukan pembelajar untuk mengatur proses-proses internalnya ketika sedang belajar, mengingat dan berfikir. Degne (1997) mengemukakan ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengaktifkan strategi kognitif. Pertama, dengan merancang pembelajaran sedemikian ruba sehingga pembelajar menggunakannya. Kedua, dengan menyuruh pembelajar menggunakannya, cara ini disebut dengan detached strategy  yang dapt digunakan bila pembelajar sudah pernah belajar bagaimana menggunakan strategi kognitif ini.
g.      Kontrol belajar
Menurut Merrill (1979), konsepsi mengenai control belajar mengacu kepada kebebasan pembelajar dalam melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi yang telah dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang digunakan dan strategi kognitif yang ingin digunakan.

2.2.      Strategi penyampaian (delevary strategy)
Strategi penyempaian mengacu pada cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar dan sekaligus untuk menerima serta merespons masukan-masukan dari pebelajaran. Karena fungsinya seperti ini, maka strategi ini juga dapat disebut sebagai metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Secara umum, ada tiga komponen yang dalam mempreskrisipkan strategi penyampaian, yaitu
a.       Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dimuatin pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar, apakah berupa orang, alat atau bahan. Soekarwati, dkk (1995) mengungkapkan bahwa “ media pembelajaran adalah alat bantu baik berupa alat-alat eletronik, gambar, alat peraga, buku, dan lain-lain yang digunakan untuk menyalurkan isi bahan ajar kepada pembelajar. Alat bantu tersebut dapat dipakai oleh pembelajar untuk:
ü  Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran,
ü  Memberikan tekanan pada bagian-bagian yang penting,
ü   Memberikan variasi pembelajaran,
ü  Memperjelas struktur pembelajaran, dan
ü  Memotivasi belajar pembelajar.
Degeng (1989) menyatakan sekurang-kurangnya ada lima cara dalam mengidentifikasi media pembelajaran untuk keperluan mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu:
ü  Tingkat kecermatan representasi,
ü  Tingkat interaktif yang mampu ditimbulkannya,
ü  Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya,
ü  Tingakat motivasi yang mampuh ditimbulkannya, dan
ü  Tingkat biaya yang ditimbulkan
b.      Interaksi pembelajar dengan media
Interaksi pembelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan pembelajar dan bagaiman peranan media dalam merangsang kegiatan belajar tersebut. Tersedianya media penting sekali untuk merangsang kegiatan belajar pembelajar. Kehadiran pembelajar untuk mengarahkan kegiatan belajar, buku teks sebagai sumber informasi, proyektor untuk menampilkan film dan media-media lain amat perlu untuk merangsang kegiatan pembelajar.
c.       Struktur belajar mengajar
struktur belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacuh pada apakah pembelajar belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah mandiri.
2.3.      Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pembelajar dengan strategi-strategi pembelajaran lainnya, yaitu strategi perorganisasian dan strategi penyampaian pembelajaran. Lebih khusus, strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen suatu strategi tempat digunakan dalam suatu situasi pembelajaran.
Paling tidak, ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu:
a.       Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,
Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran mengacu kepada dan berapa kali suatu strategi pembelajaran atau komponen suatu strategi pembelajaran digunakan dalam situasi pembelajaran. Penjadwalan strategi pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan kapan dan berapa lama seorang pembelajar menggunakan setiap komponen strategi pengorganisasian, sedangkan penjadwalan strategi penyampaian biasanya melibatkan keputusan, seperti kapan dan untuk berapa lama seorang pembelajar menggunakan suatu jenis media.
b.      Pembuatan catatan kemajuan belajar pembelajar
Pembuatan catatan tentang kemajuan belajar pembelajar penting sekali bagi keperluan pengambilan keputusan yang terkait dengan strategi yang lengkap mengenai kemajuan belajar pembelajar. Kamajuan belajar pembelajar biasanya juga dapat digunakan untuk menafsirkan keefektifan suatu strategi pembelajaran.
c.       Pengelolaan motivasional
Variabel ini juga merupakan bagian yang amat penting pengelolaan interaksi pembelajar dengan pembalajaran. Kegunaannya adalah untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajar.
d.      Kontrol Belajar
Variabel kontrol belajar merupakan bagian penting untuk mempreskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Keguanaannya adalah untuk menetapkan agar pembelajaran benar-benar sesuai dengan karakteristik individual pembelajar. Variabel ini mengacu kepada kebebasan pembelajar menentukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang digunakan, dan strategi kognitif yang digunakan.




3.1.      Kesimpulan
Ada tiga tugas pokok  guru atau instruktur yang amat penting, yaitu sebagai perancang (designer), pelaksan (executor) dan penilai (evaluator), selain tugas seperti diatas, guru atau instruktur juga mengembangkan bahan pembelajaran yang dipilih dan disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang dipakai, guru disamping mengembangkan bahan pembelajaran seperti diatas, ia dapat merancang bahan itu dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang telah tersedia. Pengembangan (bahan pembelajaran mandiri) ini ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan yaitu: petunjuk si belajar, bahan belajar, pedoman guru atau instruktur.
Strategi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan dalam mengorganisasi, menyampaikan, dan mengelah pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Media pembelajar merupakan salah satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran menjadi bidang kajian utama strategi ini.
3.2.      Saran
Kami juga nyakin dan percaya bahwa dalam penyusunan makala ini masih banyak terdapat kekeliruan dikarenakan pengetahuan dan referensi kami yang terbatas, maka dari itu, saran dan kritik yang sifatnya membanggun  dari semua pihak sangat saya harapkan.

0 Response to "Rancangan Bahan Pembelajaran"

Post a Comment

Analisa Kadar Air dan Kadar Abu Kerang "buah" Donax sp

BAB I PENDAHULUAN 1.1.        Latar Belakang Kerang merupakan hewan aquatik yang hidup pada substrat dasar perairan dan ada j...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel