MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termaksud didalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan dengan instrument penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Masih banyak lagi model yang menggambarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai guru. Hal ini menunjukan bahwa pada semua model kompotensi dasar guru selalu menggambarkan dan mensyaratkan adanya kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran, sebab kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru  atau calon guru. Oleh sebab itu, wajar dan logis jika semua mahasiswa program studi kependidikan, seperti PGSD, PGTK, dan program studi kependidikan lainnya dilingkup universitas pendidikan Indonesia, universitas negri eks IKIP, FKIP, STKIP, dan fakultas tarbiyah, baik kelas regular maupun non-reguler, seperti program dual mode, program pendidikan jarak jauh (PJJ), dan universitas terbuka, harus mempelajari mata kuliah evaluasi pembelajaran dengan bobot antara 3-4 SKS.

B.     Rumusan Masalah

a.       Bagaimana Pengertian Evaluasi pembelajaran?
b.      Apa fungsi Evaluasi Pembelajaran?
c.       Apa tujuan Evaluasi Pembelajaran
d.      Bagaimana Manfaat Evaluasi Pembelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
Memberikan pengetahuan kepada guru dan mahasiswa khususnya mahasiswa program studi kependidikan tentang arti penting evaluasi pembelajaran yang merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru atau calon guru.
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Evaluasi

Mungkin kita pernah atau bahkan sering membaca buku-buku tentang evaluasi yang didalamnya menjelaskan arti beberapa istilah yang hampir sama tetapi berbeda, seperti evaluasi, penilaian, pengukuran dan test. Bahkan bisa jadi kita kebingungan. Apakah perbedaan antara evaluasi pembelajaran dan penilaian proses dan hasil belajar? Apakah pengukuran dan test itu sama? Tentu saja istilah-istilah tersebut berbeda satu dengan lainnya, baik ruang lingkup maupun fokus yang dinilai. Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada aspek tertentu saja yang merupakan bagian dari ruang lingkup tersebut.

Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputisan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran[1]. Dalam system pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu system), evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dijadikan balikan (feed back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Disekolah, kita sering mendengar bahkan guru sering memberikan ulangan harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, es tertulis, tes lisan, tes tindakan dan sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari system evaluasi itu sendiri.

Istilah evaluasi sebagaimana di kemukakan oleh beberapa pakar evaluasi. Menurut Carl H. Witherington (1952) “an evaluation is a declaration that something has or daes not have value.” Hal senada dikemukakan pulah oleh Wand dan Brown (1957), bahwa evaluasi berarti “…. Refer to the act or process to determining the value of something”. Kedua pendapat pendapat ini menegaskan pentingnya nilai (vulue) dalam evaluasi. Padahal dalam evalusi bukan hanya berkaian dengan nilai tetapi juga arti dan makna. Sebagaimana dikemukakan oleh Guban dan Lincoln (1985), bahwa evaluasi sebagai “a process for describing an evaluand and judging its merit and worh”. Jadi evaluasi adalah suatu proses untuk mengambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Defenisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai dan arti[2].

Proses dan hasil evaluai sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan pengamalan praktis evaluator itu sendiri. Sebagaimana dikemukakan Gilbert Sax (1980:18) bahwa “evaluation is a process through which a value judgement or decision is made from a variety of observations and from the background and training of the evaluator”. Dari beberapa rumusan tentang evaluasi ini, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu  berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
1.      Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evalusi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
2.      Tujuan evaluasi adalah untuk mnentukan kualitas ssesuatu, terutama yang berkaitan dengan nilai dan arti. S. Hamin Hasan (1988) secara tegas membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut:
Pemberian nilai dilakukan apabilah seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkanya dengan sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri. Sedangkan arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu konteks tertentu… tentu sejak kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi baik proses pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan tentang arti, tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu meliputi keduanya.
Pemberian nilai dan arti ini dalam bahasa yang dipergunakan Scriven (1967) adalah formatif dan sumatif. Jika formatif dan sumatif merupakan fungsi evaluasi, maka nilai dan arti adalah hasil kegiatan yang dilakukan oleh evaluasi.
3.      Dalam evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian pertimbanngan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna (worth and merit) dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tampa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah  termaksud kategori kegiatan evaluasi.
4.      Pemberian pertimbangan tentang nilai dan artiharislah berdasarkan kriteria tertentu. Tampa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi.  Kriteria dapat saja dari apa yang dievaluasi itu sendiri (internal), tetapi juga bisa berasal dari luar apa yang dievaluasi (eksternal), baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Jika yang di evaluasi itu adalah proses pembelajaran, maka kriteria yang dimaksud bisa saja dikembangkan dari karakteristik proses pembalajaran itu sendiri, tetapi  dapat pulah dikembangkan kriteria umum tentang proses pembelajaran. Kriteria ini penting di buat evaluator dengan pertimbangan:
a.       Hasil evaluasi dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
b.      Evaluator lebih percaya diri.
c.       Menghindari unsur-unsur subjektivitas.
d.      Memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda.
e.       Memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.

Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejah mana tujuan telah dicapai. Karena itu dalam menyusun evaluasi hendaklah memperhatikan secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat mengukur sejauh mana proses pembelajaran telah dilaksanakan[3]. Hal senada juga di ungkapkan Suke Silverius (1991) menjelaskan, evaluasi yang baik haruslah bersadarkan pada tujuan pembelajaran (instructional) yang ditetapkan oleh pendidik dan kemudian benar-benar di usahakan pencapaiannya oleh pendidik dan peserta didik[4].

B.     Fungsi Evaluasi Penbelajaran

Cronbach (1963) menjelaskan “evaluation used to improved the couse while it is still fluid contributes more to improvement of education than evaluation used to appraise a product already on the market[5]. Pendapat ini tampaknya tidak sejalan dengan Scriven, karena dianggap tidak mantap, baik secara filosofis maupun praktis. Menurut Scriven (1967), fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif an funsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagaian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan funsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari system secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai.

Fungsi evaluasi memang cukup luas, begantung dari sudut mana kita melihatnya. Bila kita melihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah sebagai berikut[6]:
1.      Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. Peserta didik adalah orang yang belum dewasa. Mereka masih mempunyai sifat dan moral yang heteromon, membutuhkan pendapat orang-orang dewasa (seperti orang tua dan guru) sebagai pedoma baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu. Dalam menentukan sika dan ttingkah lakunya, mereka pad umumnya tidak berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu kepada norma-norma yang berasal dari luar dirinya. Dalam pembelajaran, meraka perlu mengetahui prestasi belajarnya sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan, termasuk penilaian prestasi belajar peserta didik.
2.      Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti bahwa peserta didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan  segala karakteristiknya. Lebih jauh dari itu diharapkan peserta didik dapat membina dan mengembangkan semua potensi yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-tidaknya peserta didik terjun kemasyarakat akan memberikan ukuran tersendiri terhadap institute pendidikan yang bersangkutan. Implikasinya adalahbahwa kurikulum dan pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3.      Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalm usaha memperbaiki proses pembelajaran.
4.      Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakh dia termasuk anak yang pandai, sedang, atau kurang pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dilingkungan keluarga. Orang tua perlu mengetahui kemajuan anak-anaknya untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
5.      Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan  peserta didik alam menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap siap (fisik dan non-fisik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan. Sebaliknya, jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program pendidikan tersebut jagan dulu diberikan, karena akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.
6.      Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Melalui evaluasi kita dapat mengetahui potensi peserta didik sehingga kita pun apat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
7.      Secara administrative, evaluasi berfungsi untu memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada ornag tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri. Hasil evvaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh institute pendidikan.


Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Lebih rinci, di antara funsi evaluasi adalah sebagai berikut[7]:
1.      Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang talah dicapai oleh siswa dalam suatu kurung waktu proses belajar tertentu.
2.      Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3.      Sebagai bahan pertimbangan dan rangka melakukan perbaikan proses pembelajaran.
4.      Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kemampuan siswa.
5.      Bahan pertimbangan bagi perubahan dan perbaikan kurikulum.
6.      Bahan pertimbanga bagi bimbingan individual siswa.
7.      Mengetahui efesiensi metode pembelajaran yang digunakan
8.      Memberikan laporan kepada siswa dan orang tua.
9.      Memotiasi siswa alam belajar.
10.  Merupakan bahan feed back bagi siswa, guru dan program pembelajaran.

C.    Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat ada yang bersifat umum da nada yang bersifat khusus. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntut guru dalam menyusun soal atau mengembangkan instrument evaluasi lainnya. Ada dua jenis yang dapat ditempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama, memperinci ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang akan di evaluasi.

Jika kita ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi apa yang digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu tentang fungsi dan tujuan evaluasi. Hampir setiap orang membahas evaluasi membahas pula tentang tujuan dan evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efesiensi system pembelajaran, baik menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun system penilaian itu sendiri. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran di sesuaikan dengan jenis evalusi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi evesiensi-ekonomis dan evaluasi program komprehensif.
Dari referensi lain diperoleh Tujuan Evaluasi Pembelajaran antara lain[8]:
1.      Menentukan kemajuan atau hasil belajar pada siswa, yang berfungsi sebagai:
a. Laporan kepada orang tua / walisiswa
b. Penentuan kenaikan kelas
c. Penentuan kelulusan siswa
2.      Penempatan siswa kedalam situasi belajar mengajar yang tepatan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karac, teristik yang dimiliki.
3.      Mengenal latar belakang siswa baik psikologis, fisik dan lingkungan, yang berguna baik bagi penempatan dan penentuan sebab-sebab kesulitan belajar begi siswa, yakni sebagai masukan bagi tugas bimbingan dan penyuluhan.
4.       Sebagai umpan balik pada guru yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remidial bagi siswa.
5.      Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
6.      Mengetahui tingkat keberhasilan PBM.
7.       Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.
8.      Memberikan pertanggung jawaban (accountability).

D.    Prinsip-Prinsip Evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang maksimal, kegiatan evaluasi harus bertolak pada prinsip-prinsip umum sebagai berikut[9]:

1.      Kontinuitas
Artinya, kegiatan evalausi tidak boleh tidak boleh dilakukan secara insidental, tapi harus dilakukan secara kontinyu, karena pembelajaran itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang kontinyu. Oleh sebab itu, hasil evaluassi yang diperoleh pada suatu waktu harus dihubungkan dengan hassil evaluasi pada waktu sebelumnya, sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan berate tentang keadaan dan perkembangan peserta didik. Sebab perkembangan peserta didik tidak dapat dilihat hanya dengan dimensi produk saja, tetapi dilihat dari dimensi proses, bahkan dimensi imput.
2.      Komprehensif
Maksudnya bahwa dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek guru harus mengambil seluru objek itu sebagai bahanevaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi adalah peserta didik, maka seluru aspek kepribadian peserta didik harus dievaluasi, baik menyangkut aspek kognitif, efektif dan psikomotor.
3.      Adil dan objektif
Artinya, bahwa dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil, tampa pilih kasih. Semua peserta didik harus diberlakukan sama tampa “pandang bulu”. Guru hendaknya juga bertindak secara objektif; apa adanya sesuai dengan keadaan atau kemampuan peserta didik.oleh sebab itu, sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dn prasangka yang bersifat negative harus dihindari dan dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan pada kenyataan, fakta, dan data yang sebenarnya dan bukan manipulasi atau rekanyasa.
4.      Kooperatif.
Artinya, bahwa dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak, misalnya: sesame guru, kepala sekolah, orang tua peserta didik, termasuk peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa dihargai dan merasa puas dengan hasil evaluasi.
5.      Praktis
Yaitu mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang menyusun instrumem evaluasi maupu pihak lain yang menyusun instrument evaluasi maupun pihak lain yang akan mengunakan instrument evaluasi tersebut


E.     Manfaat Evaluasi Pembelajaran

Ada tujuan juga pasti ada manfaat, berikut ini manfaat dari dilakukannya evaluasi pembelajaran
1.        Kurikuler, sebagai pengukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau belum.
2.        Instruksional, sebagai alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana.
3.        Placement, melakukan penempatan yang sesuai kepada siswa tentang pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
4.        Diagnostik, sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan memberikan solusi penyembuhan atau penyelesaian kepada siswa-siswa yang mengalami kesulitan.
5.        Administratif BP, sebagai input bagi bagian BP untuk membantu mengarahkan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar
F.      

0 Response to "MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN"

Post a Comment

Analisa Kadar Air dan Kadar Abu Kerang "buah" Donax sp

BAB I PENDAHULUAN 1.1.        Latar Belakang Kerang merupakan hewan aquatik yang hidup pada substrat dasar perairan dan ada j...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel