Clostridium Botulinum Pada Ikan Kalengan
Clostridium Botulinum Pada Ikan Kalengan
Bakteri jenis Clostridium adalah bakteri yang
dapat hidup pada ruang hampa tanpa oksigen karena bakteri ini bersifat anaerob,
sehingga dapat bertahan pada kaleng yang tertutup rapat tanpa udara. Selain
itu, bakteri Clostridium ini juga dapat bertahan pada suhu tinggi,
sehingga Clostridium tidak mati pada saat proses pemanasan
(sterilisasi).
Bakteri Clostridium ini juga termasuk ke
dalam bakteri gram positif. Ini karena bakteri Clostridium dapat
membentuk spora dan tahan terhadap asam. Clostridium akan membentuk
spora pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan baginya, yang dalam hal
ini adalah thermal (suhu). Misalnya Clostridium botulinum yang tumbuh
baik pada suhu 30-37oC, bila suhu dalam keadaan tidak normal yaitu
kurang atau lebih dari suhu optimal, maka Clostridium botulinum akan
membentuk spora. Ketika suhu sudah mencapai optimum kembali, spora akan
bergerminasi/berubah kembali menjadi bakteri yang aktif. Tentunya ini sangat
berbahaya, karena sudah jelas suhu pada gudang penyimpanan ikan-ikan kaleng
yang belum dipasarkan biasanya memiliki suhu antara 25-35oC. Ini
akan memacu aktifnya kembali spora-spora Clostridium botulinum tersebut.
Bakteri Clostridium yang tahan terhadap asam
juga sangat mengkhawatirkan, ini karena porduk-produk ikan kaleng selalu
menggunakan saus yang biasanya bersifat asam. Sebenarnya, saus tidak hanya
dipakai untuk menambah cita rasa, namun juga untuk memperkecil ruang hampa
dalam kaleng dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan keasamannya. Namun,
bakteri Clostridium yang tahan asam akan membuat sulit penghambatan
pertumbuhan bakteri itu sendiri dan memerlukan perlakuan yang lebih lanjut
lagi.
Pada paragraph-paragraf di atas telah dibicarakan
tentang bakteri Clostridium pada ikan kaleng dan sifat-sifatnya sehingga
dapat bertahan di dalam ikan kaleng tersebut. Sekarang, akan dijelaskan mengapa
bakteri Clostridium sangat berbahaya bagi manusia yang memakan ikan
kaleng yang telah terkontaminasi oleh bakteri Clostridium. Bakteri Clostridium,
yang spesifiknya adalah Clostridium botulinum dapat mengeluarkan racun
yang disebut racun botulinum. Gejala keracunannya disebut botulisme dan dapat
merusak saraf jika sampai tertelan. Gejala botulisme biasanya akan timbul
mendadak, sekitar 16-18 jam sesudah menelan makanan yang mengandung racun
botulinum tersebut.
Gejala biasanya diawali dengan kelelahan dan tubuh
terasa lemah. Kemudian diikuti dengan adanya gangguan penglihatan. Gangguan
penglihatan ini bisa berupa penglihatan ganda (diplopia), penglihatan kabur,
kelumpuhan otot-otot dan kelopak mata, kehilangan akomodasi lensa mata, dan
reflex pupil mata terhadap cahaya berkurang. Gejala berikutnya bisa berupa
kesulitan bicara, menelan, dan muntah yang keluar melalui hidung. Kesulitan
menelan ini bisa menyebabkan makanan masuk ke dalam saluran pernapasan yang
dapat mengakibatkan radang paru-paru (pneumonia) dan dapat menyebabkan kematian
akibat penderita tidak bisa bernapas.
Pengkontaminasian bakteri pada ikan-ikan kaleng ini
dapat terjadi karena kurangnya kesempurnaan dalam pengolahan. Kurangnya suhu
dan waktu pemanasan dapat member peluang bagi tumbuhnya mikroba pada ikan
kaleng. Pengisian kaleng yang kurang membuat ruang hampa menjadi lebih banyak dan
menghasilkan bakteri anaerob yang lebih banyak lagi dan masih banyak lagi
kemungkinan-kemungkinan kelalaian dalam pengolahan yang memacu timbulnya
mikroorganisme dan merusak mutu ikan kaleng.
Namun keberadaan bakteri pada ikan kaleng dapat
ditekan dengan melakukan hal-hal yang dapat mematikan atau menghambat
pertumbuhan bakteri. Seperti suhu dan waktu pemanasan yang pas, memberikan
pengasaman di bawah 4,6 karena germinasi spora Clostridium botulinum
dapat dihambat pada pH di bawah 4,6. Selain itu, pengurangan kadar air ikan
juga dapat menghambat germinasi spora, pengisian kaleng dengan ukuran yang pas,
serta penggaraman yang baik juga dapat menghambat germinasi spora Clostridium
botulinum. Cara menghindari keracunan oleh bakteri Clostridium yang
paling sederhana adalah dengan terlebih dahulu memanaskan atau memasak ikan
kaleng sebelum mengkonsumsinya.
Bakteri-bakteri yang ada dalam ikan kaleng itu
menghasilkan CO2, H2, dan asam butirat yang menyebabkan
penggelembungan kaleng. Oleh karena itu, indikasi kerusakan makanan kaleng yang
disebabkan oleh kerusakam mikrobiologis adalah sebagai berikut :
1. Flat sour.
Apabila permukaan kaleng tetap datar dan tidak mengalami kerusakan apapun,
tetapi produk di dalam kaleng tersebut sudah rusak dan berbau asam yang menusuk.
Kerusakan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak
terhancurkan selama proses sterilisasi.
2. Flipper.
Apabila dilihat secara kilat, kaleng terlihat normal tanpa kerusakan. Tetapi
bila salah satu ujung kaleng ditekan, maka ujung yang lain akan cembung.
3. Spinger.
Apabila salah satu ujung kaleng tampak rata dan normal, sedang ujung yang
lainnya tampak cembung permanen. Bila bagian yang cembung ditekan, maka bagian
ujung yang masih rata akan tampak cembung.
4. Swell.
Apabila kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat adanya bakteri
pembentuk gas.
Dari keterangan di atas, hendaknya kita sebagai
konsumen harus jeli dan hati-hati dalam memilih makanan kaleng yang akan
dibeli. Belilah makanan kaleng dengan kemasan yang masih baik dan sempurna
untuk menghindari makanan kaleng yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme.
KESIMPULAN
1. Kerusakan
makanan kaleng paling banyak disebabkan oleh bakteri jenis Clostridium
botulinum yang dapat mengeluarkan toksin yang berbahaya bagi manusia.
2. Terkontaminasinya
makanan kaleng dengan mikroba diakibatkan oleh proses produksi yang tidak
sempurna.
3. Clostridium
botulinum adalah bakteri yang dapat membentuk spora,
mengeluarkan toksin, dan resisten terhadap panas. Namun pertumbuhannya dapat
dihambat dengan menurunkan pH sampai di bawah 4,6, menurunkan kadar air, dan
penggaraman.
4. Tanda-tanda kerusakan makanan kaleng oleh
mikroba dapat dilihat dari ; a) penampakan abnormal dari kaleng (kembung,
basah, label luntur), b) penampakan produk yang tidak normal serta bau yang
menyimpang, c) produk hancur dan pucat, d) keruh dan tanda-tanda abnormal lain.
0 Response to "Clostridium Botulinum Pada Ikan Kalengan "
Post a Comment