APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN ANTI BIOTIK DENGAN RUMPUT LAUT MERAH (Eucheuma Cottonii)
Kata pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN karena atas berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM pembuataan
ANTI BIOTIK (Eucheuma Cottonii)” dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan hasil pemikiran kami dibantu oleh
beberapa referensi.
Kami menyadari bahwa
makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritikan dari semua pihak yang bersift
membangun bagi makalah ini.
Kami
ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Kami
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar ...................................................................................................i
Daftar isi ..........................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan. ............................................................................................1
I.1. Rumusan masalah.......................................................................................................3
I.2. Tujuan........................................................................................................................3
Bab 2. Pembahasan ............................................................................................4
2.1. Pengertian fermentasi.................................................................................................4
2.2. Pengertian
antibiotik..................................................................................................4
2.3. Macam-macam
antibiotik..........................................................................................6
2.4. Mikroorganisme yang digunakan...............................................................................6
2.5. Pengertian eucheuma cottonii.....................................................................................7
2.6. Antibiotik (eucheuma cottonii ) .........................................................................8
2.7. Proses
fermentasi antibiotik
eucheuma
cottonii ..........................................................9
2.8. Manfaat Antibiotik (eucheuma
cottonii )....................................................................10
BAB 3. Penutup........... .................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................12
Daftar pustaka .................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam
kehidupan Masyarakat saat ini sangat sering kita jumpai jenis jenis penyakit
yang disebabkan oleh infeksi baik infeksi dari bakteri pathogen maupun dari
virus. Permasalahan seperti infeksi ini menjadi satu permasalahan yang terjadi
di masyarakat, terutama Indonesia. untuk mengatasi permasalahan penyakit oleh infeksi
ini, antibiotika merupakan salah satu obat yang memegang peranan penting.
Antibiotika
adalah salah satu bahan baku obat yang dapat menanggulangi penyakit infeksi
yang ada di Indonesia.pemakaina antibiotika sudah beredar di masyarakat tetapi
penggunaannya yang tidak teraturdan tidak terkontrol membuat resistensi
mikroba pathogen terhadap antibiotic, sehingga penemuan antibiotic yang lebih
baik dan lebih farmakologic secara teknologi maupun bioteknologi sangat
diperlukan saat ini.
Antibiotika
merupakan obat yang sangat memegang peranan penting dalam mengatasi penyakit
infeksi di Indonesia. Dana yang diperlukan untuk pengadaan antibiotika kurang
lebih 23,3 % dari seluruh anggaran obat-obatan yang terpakai di Indonesia.
Sehingga diperlukannya alternatif sumber daya yang menjadi bahan baku produksi
antibiotika itu sendiri. Seperti mikroorganisme tanah dan laut yang menjadi
salah satu bahan utama dalam produksi antibiotik itu sendiri.
Saat ini
antibiotika dihasilkan dari berbagai mikroorganisme, seperti Indonesia yang
sudah mulai banyak memproduksi antibiotika melalui berbagai teknik terutama
fermentasi untuk menghasilkan antibiotika dari mikroorganisme.banyak peneliti
terdahulu sudah melakukan penelitian tentang produksi antibiotika sebelumnya.
Tadjuddin
naid dkk, telah melakukan penelitian produksi antibiotika dari mikroorganisme
laut, Simbion Rumput laut (Euchema cottoni) melalui teknik fermentasi.
Hasil produksi metabolit sekunder itu diuji aktivitas antibioka terhadap
pertumbuhan mikroorganisme dengan metode difusi agar.
Muhammad
Bahi Peneliti asal jurusan Kimia Unsyah Banda Aceh, mengisolasi dan
mengkarakterisasi metabolit sekunder dari dari bakteri Stretomyces sp
dari bakteri laut. Isolasi dan karakterisasi itu sebagai bahan untuk produksi
antibiotika. Dan penelitian itu menyimpulkan, bahwa Stretomyces sp adalah
sumber yang potensial untuk pencarian senyawa bahan-bahan obat atau zat
antibiotika.
Selain
peneliti tersebut diatas masih banyak peneliti yang menemukan berbagai
antibiotic dari berbagai mikroorganisme dan berbagai metode yang digunakan.
Pada tulisan riset pustaka ini, membahas metode yang digunakan adalah dengan
fermentasi. Fermentasi dari berbagai mikroorganisme laut salah satunya adalah
Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma Cottonii.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu fermentasi?
2. Apa itu antibiotik
3. Apa itu EUCHEMA COTTONII?
4. Bagaimana proses pembuatan antibiotik EUCHEMA COTTONII?
5. Apa manfaat dari antibiotik EUCHEMA COTTONII ?
C. TUJUAN
Pembuatan makalah berjudul “APLIKASI
TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM pembuataan ANTI BIOTIK (Eucheuma Cottonii)” ini, bertujuan untuk menambah pengetahun agar
lebih memahami bagaimana proses fermentasi antibiotik itu berlangsung dan apa aja manfaat dari antibiotik
EUCHEMA COTTONII itu.
BAB II
PEMBAHASAN
1. FERMENTASI
Fermentasi berasal dari bahasa Latin ‘fervere’ yang artinya mendidih. Mendidih disebabkan karena
terbentuknya gelembung-gelembung gas CO2 yang diakibatkan proses katabolisme
atau biodegradasi secara anaerobik dari gula yang ada dalam ekstrak. Mula-mula istilah ‘fermentasi’ digunakan pada proses pengubahan glukosa menjadi
alkohol yang
terjadi
secara
anaerob. Akhirnya, istilah
‘fermentasi’ didefinisikan : seluruh perombakan senyawa organik yang dilakukan mikroorganisme yang
melibatkan enzim yang dihasilkannya sebagai biokatalis dalam lingkungan yang dikendalikan.
Pengertian lainnya:
• Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
• Proses
yg menggunakan suatu senyawa (substrat) menjadi senyawa lain (produk) oleh
adanya aktivitas mikroba.
• Suatu
proses yang
melibatkan kultur mikroba baik yang
bersifat aerob maupun anaerob.
• Suatu proses yang menghasilkan energi dengan melibatkan
molekul organik baik sebagai donor maupun akseptor elektron.
2. ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan, dan bahkan
menghancurkan, mikroorganisme berbahaya. Antibiotik berasal dari dua kata
Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’.
Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada
tumbuhan, hewan, dan manusia sejak tahun 1930-an. Antibiotik hanya melawan
infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek,
sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis, dll.Antibiotik yang dipergunakan untuk
mengobati infeksi virus malah bisa membahayakan tubuh.Hal ini karena setiap
kali dosis antibiotik diambil virus tidak terpengaruh, malah sebaliknya,
terjadi peningkatan kekebalan bakteri terhadap antibiotik.Bakteri yang kebal
dengan antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut pada dosis yang
sama.Inilah sebabnya mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk yang
diberikan oleh dokter sebelum mengambil antibiotik.Penisilin, sebagai antibiotik
pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming dari kultur
jamur.Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang digunakan dokter
untuk menyembuhkan infeksi ringan sampai parah.
Penemuan antibiotika
terjadi secara 'tidak sengaja‘ ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan
bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya
di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika Cawan petri tersebut akan dibersihkan, Melihat sebagian
kapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri
yang sebelumnya memenuhi media. Karena
tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P.
notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang
dibiarkan lembap beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian
pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia
diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.

Gambar: antibiotik penicillin G
2.1. MACAM-MACAM ANTIBIOTIK
Ada enam kelompok
antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya:
• Inhibitor sintesis dinding sel bakteri,
mencakup golongan penisilin, polipeptida, dan sefalosporin, misalnya ampisilin,
penisilin G;
• Inhibitor transkripsi dan replikasi,
mencakup golongan kuinolon, misalnya rifampisin, aktinomisin D, asam
nalidiksat;
• Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak
jenis antibiotik, terutama dari golongan makrolida, aminoglikosida, dan
tetrasiklin, misalnya gentamisin, kloramfenikol, kanamisin, streptomisin,
tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin, azitromisin;
• Inhibitor fungsi membran sel, misalnya
ionomisin, valinomisin;
• Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti
golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomisin, tunikamisin; dan
• Antimetabolit, misalnya azaserin.
2.2. MIKROORGANISME YANG DIGUNAKAN
Adapun mikroorganisme
yang digunakan dalam produksi antibotik,
diantaranya:
1. Fungi
- Phymycotes
-
Ascomycotes
· Aspergillus
· Penicillium
- Basidiomycotesm
- Fungi imferfecti
2. Bakteri
- Pseudomodales (pseudomodaceae)
-
Nterobacterilaceae
Micrococcaceae,
Lactobacillaceae, Bacillacea (Bacillus)
-
Astinomycetales
Mycobacteriaceae, Actinoplanaceae,
Streptomycetaceae
(Streptomyces),
Micromonosporaceae, Thermoactinomycetaceae, Nocardiaceae.
3. EUCHEMA COTTONII
Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah
(Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus
alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan.
Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap,
variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati. Nama daerah
‘cottonii’ umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia perdagangan
nasional maupun internasional.

Gambar: Eucheuma cottonii
Klasifikasi Eucheuma cottonii adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Species : Eucheuma cottonii
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Species : Eucheuma cottonii
Ciri fisik Eucheuma cottonii adalah
mempunyai thallus silindris, permukaan licin, cartilogeneus (menyerupai tulang
rawan/muda) serta berwarna hijau terang, hijau olive dan cokelat kemerahan.
Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus
(tonjolan-tonjolan), mempunyai duri yang lunak tumpul untuk melindungi
gametangia.
3.1.
ANTIBIOTIK (EUCHEUMA COTTONII )
Eucheuma cottonii
diketahui sebagai alga merah (Rhodophyceae) yang ditemukan di bawah air surut
rata-rata. Alga ini mempunyai talus yang keras,silindris dan berdaging. Sejak
2700 SM Eucheuma cottonii telah digunakan oleh bangsa Cina sebagai bahan
sayuran, obat-obatan dan kosmetik, sedangkan di Indonesia digunakan sebagai
bahan sayuran, kue, manisan dan obat-obatan.
Menurut penelitian
Eucheuma cottonii memiliki kandungan kimia karagenan dan senyawa fenol,
terutama flavonoid. Karagenan, senyawa polisakarida yang dihasilkan dari
beberapa jenis alga merah memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi,
antipiretik, antikoagulan dan aktivitas biologis lainnya. Dimana telah diteliti
aktivitas antibakteri pada karagenan yang dihasilkan oleh alga merah jenis
Condrus crispus. Selain karegenan yang merupakan senyawa metabolit primer
rumput laut tersebut diperkirakansenyawa metabolit sekundernya juga dapat
menghasilkan aktivitas antibakteri.
3.2. PROSES FERMENTASI ANTIBIOTIK (EUCHEUMA COTTONII)
Penyiapan Sampel
Sampel
alga merah Eucheuma cottonii dicuci
dengan air laut sampai bersih dari
kotoran yang menempel, kemudian dibilas dengan air laut steril.
Isolasi Bakteri Simbion
Isolasi dilakukan dengan
metode modifikasi.
Rumput laut (Eucheuma
cottonii) dicuci dengan air laut steril
lalu dimasukkan ke dalam mesin penghalus (blender) dan ditambah air laut steril. Sampel
dihaluskan dan diambil sarinya sebanyak
10 ml lalu dimasukkan dalam botol peng- encer berisi 90 ml air laut
steril (pengenceran 10-1). Pengenceran bertingkat dibuat hingga 10-5. Sebanyak
1 ml dari pengenceran 10-1 dipipet untuk diinokulasikan ke dalam cawan petri
lalu dimasukkan medium Marine Agar. Hal yang sama dilakukan pada pengenceran
selanjutnya, lalu semua cawan petri diinkubasi pada suhu 37o C selama 1-5 hari.
Purifikasi Bakteri
Setelah masa inkubasi
selesai, koloni yang tampak pada masing-masing cawan petri diamati. Koloni yang
memiliki bentuk dan warna yang sama dianggap sebagai isolat yang sama.
Setiap koloni kemudian dipindahkan ke medium Marine Agar dan
diinkubasi 24 jam untuk mendapatkan isolat tunggal. Bila masih ditemukan
beberapa bentuk koloni maka dilakukan pemisahan kembali hingga diperoleh isolat
murni.
Uji Antagonis
Uji antagonis dilakukan
untuk melihat aktivitas bakteri simbion langsung terhadap organisme uji.
Pengerjaannya dilakukan dengan membagi cawan petri dalam dua area pada medium
PCA. Pada area pertama ditumbuhkan isolat bakteri simbion dengan metode gores
yang diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C. Area yang kedua ditum-buhkan
dengan mikroorganisme uji dengan metode gores kemudian diinkubasi selama 48 jam
pada suhu ruangan (untuk fungi) dan 24 jam pada suhu 37oC (untuk bakteri).
Hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar daerah
gores-an mikroorganisme uji atau tidak menyebarnya koloni
mikroorganisme uji.
Produksi Metabolit Sekunder
Koleksi isolat bakteri yang telah diperoleh selanjutnya ditumbuhkan pada
medium MYB (Maltose Yeast Broth) yang
diinkubasi pada alat shaker dengan kecepatan perputaran 120 rpm selama 24 jam. Selanjutnya, dari medium MYB
dipindahkan ke medium produksi dan difermentasi selama 7 hari di
dalam shaker/fermentor. Hasil fermentasi disentrifugasi dengan kecepatan
3000 rpm selama 15 menit sehingga terpisah menjadi 2 bagian yaitu supernatan
dan endapan/residu sebagai massa sel.
Uji Aktivitas Antibiotika
Aktivitas antibiotika dapat ditentukan dengan melihat kemampuan metabolit
sekunder yang dihasilkan oleh bakteri isolat terhadap pertumbuhan
mikroorganisme uji dengan metode difusi agar. Media yang digunakan untuk
penentuan daya hambat adalah medium MHA. Sebanyak 100 µl dari
masing-masing suspensi
mikroorganisme uji diinokulasikan
pada cawan petri dan ditambah dengan medium yang sesuai hingga volume mencapai
±15 ml. Supernatan sebanyak 20 µl diteteskan
pada kertas cakram dan dikering-anginkan, lalu diletakkan di atas medium
yang telah mengandung mikroorganisme uji. Cawan kemudian diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37oC. Prosedur yang sama dilakukan untuk uji aktivitas
antibakteri pada residu.
Pada setiap medium uji terdapat kontrol positif yaitu larutan ampisilin baku 30 ppm pada cawan petri yang berisi
inokulum Staphylococcus
aureus, sedangkan larutan kloramfenikol
30 ppm untuk Escherichia coli. Adanya aktivitas antibiotika ditandai dengan terbentuknya zona bening di
sekitar kertas cakram setelah masa inkubasi dan di ukur diameter zona
hambatannya dengan menggunakan jangka sorong.
3.3. MANFAAT ANIBIOTIK (Eucheuma Cottonii)
Antibitik(Eucheuma Cottonii) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus(Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan
kulit).
Antibitik(Eucheuma Cottonii) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
coli(Bakteri ini terdapat dalam usus besar manusia).
MANFAAT ANTIBIOTIK SECARA UMUM
Manfaat antibiotik ini
sangat besar,sehingga terus dikembangkan hingga sampai saat ini. Antibiotik
digunakan dalam dalam berbagai bidang, misalnya saja bidang pertanian,
kesehatan, bioteknologi dan masih banyak lagi bidang lain yang menggunakan
antibiotik ini. secara umum antibiotik ini digunakan untuk menekan atau
menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang berada
dalam tubuh. Manfaat utama antibiotik yang sering digunakan yaitu untuk
mencegah terjadinya infeksi pada luka. Dalam pengunaan antibiotik harus dalam
ukuran tepat dalam membunuh bakteri.
SIFAT-SIFAT ANTIBIOTIK:
Adapun
sifat-sifat yang harus dimiliki oleh dalam antibiotik yaitu
-
Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang(host)
-
Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik
-
Tidak menyebabkan resistensi terhadap kuman
-
Berspektrum luas
-
Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping jika digunakan dalam
jangka panjang
-
Larut didalam air serta stabil
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu ‘anti’
yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’. Antibiotik adalah obat
yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
2. Menurut penelitian Eucheuma
cottonii memiliki kandungan kimia karagenan dan senyawa fenol, terutama
flavonoid. Karagenan, senyawa polisakarida yang dihasilkan dari beberapa jenis
alga merah memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, antikoagulan
dan aktivitas biologis lainnya
3. Antibitik(Eucheuma Cottonii) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus(Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan
kulit).
Antibitik(Eucheuma Cottonii) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
coli(Bakteri ini terdapat dalam usus besar manusia).
0 Response to "APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN ANTI BIOTIK DENGAN RUMPUT LAUT MERAH (Eucheuma Cottonii)"
Post a Comment