MODEL MATEMATIKA UNTUK MENDETEKSI DIABETES MELLITUS TIPE 1
MODEL MATEMATIKA UNTUK
MENDETEKSI DIABETES MELLITUS TIPE 1
ABSTRACT. Diabetes Mellitusis a disease causedby a deficiency ofthe insulin hormone,, resulted
concentrationina person's bloodsugaris highbecausesugarin the bloodcan not be
usedby the body. Detection ofdiabetesmellituscan be constructedin the form
ofmathematicalmodelstoform adifferentialequation. The equations ofthe
differential model is asystem ofnonlineardifferentialequationswithtwovariables.
The modeltakesthe form ofsystematicnonlinearlinearization.
LinearizationperformedbyTaylor seriesapproach. Toillustratethe modelsimulationby
givingthe values ofthe calibrationparameters areprocessedby thesolvertools and
obtainedtoindicatethe patient'snaturalperiodwithin
thenormalglucoseislessthan4hours.
Keywords: diabetesmellitus,
oscillations, solvertools, linearsystem.
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus adalah
gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis yang bersifat heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat dalam tubuh. Diabetes
mellitus merupakan suatu penyakit gangguan kesehatan dimana kadar gula dalam
darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan
oleh tubuh [17].Gejala ini disebabkan oleh kekurangan hormon insulin baik
absolut maupun relatif. Insulin berperan membantu proses perubahan glukosa
dalam darah menjadi glikogen sebagai gula otot. Kekurangan insulin ini
menyebabkan berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentarsi glukosa darah sampai melebihi batas normal
yaitu 200-1200 mg/dL [17].
Model
matematika untuk pendeteksian penyakit diabetes yang dikemukakan oleh R.
Simwa,dkk menggunakan sistem linear untuk sistem regulasi glukosa darah dengan
menggunakan tiga variabel yaitu kadar glukosa, kadar hormon insulin, dan kadar
hormon epinephrine. Dalam tugas akhir ini, membahas pembentukan sistem regulasi
glukosa-insulin untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus
tipe I dengan menggunakan dua
variabel yaitu konsentrasi / kadar glukosa dan konsentrasi hormon insulin.
Alasan penulis memilih dua
variabel tersebut karena model minimal glukosa
insulin dirumuskan untuk
menjadi model paling sederhana yang dapat digunakan.Hal ini terbukti secara
fisiologis, masing-masing dapat dihitung atau diamati kadar glukosa darah
ketika kadar insulin diketahui, begitu juga sebaliknya kadar hormon insulin
dapat diamati ketika glukosa darah plasma diketahui. Sehingga model yang
diperoleh mampu menggambarkan dinamika pasien diabetes atau tidak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Glukosa merupakan sumber energi
untuk semua organ dan jaringan. Setiap individu memiliki konsentrasi glukosa
darah yang optimal, apabila konsentrasi nya tidak optimal akan menyebabkan
kondisi patologis yang serius. Konsentrasi glukosa darah dipengaruhi dan
dikendalikan oleh berbagai jenis hormon, diantaranya faktor dominan adalah
hormon insulin.Hormon insulin disekresi oleh pankreas. Setelah karbohidrat yang
masuk ke dalam tubuh akan berakibat pada pankreas untuk mensekresikan insulin
dalam jumlah yang banyak. Glukosa dalam aliran darah juga secara langsung
merangsang pankreas untuk mensekresikan insulin.Insulin kembali memfasilitasi
penyerapan jaringan glukosa dengan melekatkan insulin itu sendiri ke dinding
membran secara impermeabel, dan membuka pintu untuk glukosa untuk melewati
mebran ke pusat sel, dimana glukosa dikonsumsi. Kekurangan glukosa dalam sel
otak akan berakibat pada kerusakan fungsi sel otak tersebut [17].
Ambil G(t) dan H(t) adalah
konsentrasi / kadar glukosa dalam darah dan kadar hormon insulin apada waktu t
dan memenuhi
G’(t) = ππΊππ‘=π1 πΊ,π»
+π½(π‘) (1)
H’(t) = ππ»ππ‘= π2 πΊ,π» (2)
dengan kondisi awal
G> 0, H> 0, G(0) = G0, H(0) π»0 π= H0.
Dimana,
J(t) adalah laju eksternal akibat kenaikan glukosa dalam darah, f1 dan f2adalah fungsi
untuk perubahan G dan H.
Perilaku dari sistem persamaan
diferensial non linear (1) dan (2) di sekitar titik kesetimbangan (G0,H0) dapat diketahui dengan melinearisasikan sistem non
linear tersebut. Jenis kestabilan dari titik kesetimbangan tersebut ditentukan
berdasarkan nilai eigen matriks Jacobian dari sistem yang sudah berbentuk
linear. Salah satu metode linearisasi adalah ekspansi deret Taylor di sekitar
titik kesetimbangan dan diberi asumsi bahwa tubuh ingin mempertahankan
homeostatis untuk konsentrasi glukosa dalam darah. Asumsi homeostatis berarti
mempertimbangkan adanya gangguan lokal dari sistem dinamik yang jauh dari titik
kesetimbangan.Dengan demikian dibuat variabel gangguan.
Ambil g = G – G0dan h = H
– H0
Dengan demikian model yang
terbentuk setelah dilinearisasikan adalah
ππππ‘= ππ1ππΊ πΊ0,π»0 π+ππ1ππ» πΊ0,π»0 π+π½(π‘) (3)
ππππ‘= ππ2ππΊ πΊ0,π»0 π+ ππ2ππ» πΊ0,π»0 π (4)
Selanjutnya menetapkan tanda
untuk setiap konstanta yaitu ππ1ππΊ πΊ0,π»0 ,ππ1ππ» πΊ0,π»0 ,ππ2ππ» πΊ0,π»0 bernilai negatif dan ππ2ππΊ πΊ0,π»0
bernilai positif. .
Sistem persamaan diferensial
linear orde satu yang dapat dituliskan sebagai berikut
ππππ‘= −ππ−ππ+π½(π‘)
ππππ‘= −ππ+ππ (5)
dan harus dipenuhi bahwa a
> 0, b > 0, c > 0, dan d > 0
Untuk penyelesaian secara
analitik dari persamaan (5)denganJ(t)=0 dan karena hanya
kadar/konsentrasi glukosa dalam darah saja yang akan dihitung, maka variabel
kadar/konsentrasi hormon insulin h dihapus. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan mengeliminasi h dan ππππ‘
dari persamaan (5) sehingga diperoleh
π2πππ‘2 + (π+π)ππππ‘+ ππ+ππ π= ππ½ π‘ ππ‘+ππ½ π‘ (6)
Ambil Ξ± = (a + c) / 2
π02 = ππ + ππ π
π‘ = ππ½ π‘ ππ‘ + ππ½
π‘
Maka persamaan (6) menjadi
π2π ππ‘ 2
+ 2Ξ± ππ ππ‘ + π02π = π π‘
Mengingat ruas kanan ternyata
relatif kecil sekali, karena J(t) hanya timbul sebentar saat makanan
masuk sehingga S(t) = 0 untuk semua t. Oleh karena itu persamaan
(3.67) menjadi bersifat homogen dengan menetapkan t0menjadi
waktu bahwa glukosa telah sepenuhnya tertelan.
dengan transformasi yang telah
terjadi maka persamaan model menjadi
π2π ππ‘ 2
+ 2Ξ± ππ ππ‘ + π02π = 0 (7)
Dari persamaan model (7) dengan
persamaan karakteristik
π2
+ 2πΌπ + π02 = 0
Diperoleh solusi umum π π‘ = π−πΌπ‘
π΄1π −πΎπ‘ + π΄2π πΎπ‘ jika πΌ2 − π02 > 0(ππ£ππππππππ
πππ π) π−πΌπ‘
π΄1
+ π‘π΄2 jika πΌ2 − π02
= 0(ππππ‘ππππππ¦
ππππππ πππ π)
π−πΌπ‘ π· cos π½π‘ − πΏ jika πΌ2 − π02
< 0(π’ππππππππππ
πππ π)
Dalam fisika, model yang sesuai
adalah model Underdamped Case. Penderita diabetes khususnya akan
mengalami kadar glukosa darah yang berubah-ubah, kadang kadar glukosa darah
akan meningkat dan menurun jauh dari tingkat optimal. Dalam kata lain, g(t) kadar
glukosa dalam darah akan berubah-ubah sewaktu-waktu sebelum titik kesetimbangan
dicapai. Sedangkan pada Overdamped Case dan Critically Damped Case,
g(t) hanya mengalami perubahan hanya sekali saja dan cepat mencapai titik
kesetimbangan, dan tidak sesuai dengan fakta.
Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka dipilih solusi respon Underdamped Case sebagai langkah
yang tepat untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus tipe 1 dengan
solusi g(t) = π−πΌπ‘
π· cos π½π‘ − πΏ
(G0, H0) adalah
stabil asimtotik jika (G0, H0) stabil dan terdapat πΏ0demikian sehingga setiap
penyelesaian (g(t),h(t)) dari persamaan (1) dan (2) memenuhi bahwa πΊ
0 − πΊ0 2 + π»
0 − π»0 2 < πΏ0ada
dan memenuhi lim π‘→∞ π
π‘ = πΊ0
Dari solusi yang diperoleh g(t)
= π−πΌπ‘
π· cos π½π‘ − πΏ
, kemudian diubah koordinatnya kembali ke
posisi awal atau kembali pada laju konsentrasi glukosa yang sebenarnya berubah
menjadiG(t)=πΊ0
+ π−πΌπ‘
π· cos π½π‘ − πΏ
.
Dimana πΊ0adalah
konsentrasi glukosa darah pasien sebelum glukosa yang ditelan dicerna, berarti
kadar glukosa setimbang. Hal ini ditentukan dengan mengukur konsentrasi gula
darah pasien segera setelah tiba dirumah sakit. Setelah itu, pasien diberikan
sejumlah glukosa untuk diambil jumlah kadar glukosa darahnya setelah empat jam
penambahan glukosa g1, g2, g3, g4, dan
konsentrasi gula darah pada waktu t1, t2, t3, t4.
Pengukuran ini akan digunakan
untuk menghitung parameter D, πΌ, πΏ, π½. πΌadalah mengukur kemampuan sistem untuk kembali ke
titik setimbang setelah adanya gangguan (dengan pelepasan glukagon ke dalam
darah ). π½adalah mengukur berapa banyaknya respon terhadap gangguan (pelepasan
insulin untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah), dimana π½ = (πΌ2 − π02).
Mengukur πΌ harus menjadi ukuran utama apakah seseorang itu adalah pasien diabetes,
karena orang yang menderita diabetes tidak dapat kembali dalam kondisi
setimbang atau normal dengan cepat.πΏadalah konstanta yang mewakili dosis besar kadar
glukosa yang diberikan di awal proses GTT setelah subjek telah berpuasa.
G(tj) = πΊ0 + π−πΌ π‘π
π· cos π½π‘π − πΏ j = 1, 2, 3, 4.
Karena fungsi berosilasi dengan
amplitudo yang menurun secara eksponensial seperti terlihat pada Gambar 3.5.6.
Pada Gambar 3.5.6 menunjukkan bahwa grafik tidak periodik tetapi grafik
tersebut melewati titik setimbang g = 0. Jika periode dipertimbangkan
maka T sebagai waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus lengkap sehingga perioda
natural osilasi dibentuk dari π02π = 2 π dan
π = 2π
π02 ,
mengingat π02
= ππ + ππ maka π = 2π ππ+ππ
Maka waktu perioda natural
osilasi pada individu normal yaitu π
= 2π 2.92 π₯ 0.208 + (4.34 π₯ 0.780) = 2π 3.3852
= 2π 1.8399130 = 3.41493
Karena perioda natural osilasinya
kurang dari 4 jam, maka individu dapat dinyatakan normal. Waktu 4 jam adalah
waktu dimana konsentrasi glukosa kembali normal setelah dilakukannya proses
pemeriksaan Glucose Tolerance Test (GTT) begitu pasien tiba dirumah
sakit [16].
KESIMPULAN
Model matematika untuk
mendeteksi diabetes mellitus tipe 1 disajikan oleh sistem persamaan
diferensial linear yaitu :
ππ ππ‘ = −ππ − ππ + π½(π‘)
ππ ππ‘ = −ππ + ππ
dengan titik (0,0) adalah titik
kesetimbangan singular, dan penyelesaian umum dari sistem diferensial diatas
adalah
Gj = πΊ0 + π−πΌ π‘π
π· cos π½π‘π − πΏ j = 1, 2, 3, 4.
Simulasi data terhadap model
matematika untuk mendeteksi diabetes mellitus tipe 1diperoleh solusi model
adalah sebagai berikut π = 2π π02 = 2π ππ + ππ
denganT adalah periode
natural untuk osilasi yang terjadi. Apabila periode lebih besar atau sama
dengan 4 jam maka dapat diindikasikan pasien terkena diabetes mellitus,
sebaliknya apabila kurang dari 4 jam diindikasikan pasien berada dalam batas
glukosa normal atau tidak menderita diabetes mellitus.
0 Response to "MODEL MATEMATIKA UNTUK MENDETEKSI DIABETES MELLITUS TIPE 1"
Post a Comment