SUBTRAT ENZIM YANG DIKATALISNYA
SUBTRAT
ENZIM YANG DIKATALISNYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini industri enzim
telah berkembang pesat dan menempati posisi penting dalam bidang industri.
Kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang semakin tinggi serta
adanya tekanan dari para ahli dan pecinta lingkungan menjadikan teknologi enzim
sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan berbagai proses kimiawi dalam
bidang industri
Enzim adalah molekul
protein kompleks yang dihasilkan oleh sel hidup dan bekerja sebagai katalisator
dalam berbagai proses kimia di dalam tubuh. Salah satu enzim yang sangat
berperan adalah enzim protease. Enzim pemecah protein atau protease sangat
penting dalam proses pencernaan untuk memecah ikatan peptida dari protein yang
dikonsumsi menjadi asam-asam amino yang mudah diabsorpsi. Di dalam dunia medis,
enzim protease digunakan sebagai terapi untuk pengobatan tumor, radang,
kelainan darah dan pengatur kekebalan. Selain itu, protease juga mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi karena aplikasinya yang sangat luas. Industri
pengguna protease diantaranya ialah industri deterjen, kulit, tekstil, makanan,
hidrolisat protein, pengolahan susu, farmasi, makanan, bir, film, dan limbah.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi
dan klasifikasi enzim secara umum.
2.
Untuk mengetahui enzim pada
substrat yang di katalisis.
1.3 Manfaat
1.
Dapat mengetahui definisi
dan klasifikasi enzim secara umum.
3.
Dapat mengetahui enzim pada
substrat yang di katalisis.
BAB II
ISI
2.1 Enzim
Enzim merupakan
senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator dan
dikenal sebagai biokatalisator. Enzim berperan sebagai katalisator yang
mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis. Enzim
dapat mengkatalisis sebuah reaksi yang secara reaksi kimia biasa tidak mungkin
terjadi dan seperti halnya katalisator biasa, enzim juga tidak ikut bereaksi
atau pun terurai menjadi produk reaksi.
Enzim dapat
diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk reaksi-reaksi yang
terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Pemanfaatan enzim untuk reaksi-reaksi
yang terjadi di luar sel Sekarang banyak diaplikasikan dalam dunia industri
seperti industri makanan, detergen, penyamakan kulit, kosmetik, dll.
Pemanfaatan enzim dapat dilakukan secara langsung menggunakan enzim hasil
isolasi maupun dengan cara pemanfaatan mikroorganisme yang dapat menghasilkan
enzim yang diinginkan.
2.1.1. Nomenklatur
Enzim
Biasanya enzim mempunyai
akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di mana enzim itu bekerja.,
atau nama reaksi yang dikatalisis. Misal : selulase, dehidrogenase, urease, dan
lain-lain. Tetapi pedoman pemberian nama tersebut diatas tidak selalu
digunakann. Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman
pemberian nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan. Misalnya
pepsin, tripsin, dan lain-lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organik (1978),
akhiran –ase tersebut diganti dengan –asa.
2.1.2. Struktur Enzim
Pada mulanya enzim
dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada enzim yang ternyata hanya
tersusun dari protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin.Tetapi ada juga
enzim-enzim yang selain protein juga memerlukan komponen selain protein.
Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat merupakan
ion logam/ metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara
bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim.
Enzim yang memerlukan ion
logam sebagai kofaktornya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi untuk
menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan
sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.
Tabel 1. Beberapa enzim yang mengandung ion logam sebagai
kofaktornya
ION LOGAM
|
ENZIM
|
Zn 2+
|
Alkohol dehidrogenase
|
Karbonat anhidrasa
|
|
Karboksipeptidasa
|
|
Mg2+
|
Fosfohidrolasa
|
Fosfotransferasa
|
|
Fe2+ / Fe3+
|
Sitokrom
|
Peroksida
|
|
Katalasa
|
|
Feredoksin
|
|
Cu2+/ Cu+
|
Tirosina
|
Sitokrom oksidasa
|
|
K+
|
Piruvat kinasa (juga memerlukan Mg2+)
|
Na+
|
Membrane sel ATPasa ( juga memerlukan K+ dan Mg2+)
|
2.1.3. Aktivitas Enzim
Seperti halnya
katalisator, enzim dapat mempercepat reaksi Kimia dengan menurunkan energi
aktivasinya. Enzim tersebut akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga
mencapai keadaan transisi dengan energi aktivasi yang lebih rendah daripada
energi aktivasi yang diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan
katalisator atau enzim.
2.1.4. Koenzim
Dalam peranannya ,enzim
sering memerlukan senyawa organik tertentu selain protein. Ditinjau dari
fungsinya, dikenal adanya koenzim yang berperan sebagai pemindah hidrogen,
pemindah elektron, pemindah gugusan kimia tertentu (“group transferring”) dan
koenzim dari isomerasa dan liasa.
Tabel 2. Contoh-contoh koenzim dan peranannya
No
|
Kode
|
Singkatan dari
|
Yang dipindahkan
|
1.
|
NAD
|
Nikotinamida-adenina dinukleotida
|
Hidrogen
|
2.
|
NADP
|
Nikotinamida-adenina dinukleotida fosfat
|
Hidrogen
|
3.
|
FMN
|
Flavin mononukleotida
|
Hidrogen
|
4.
|
FAD
|
Flavin-adenina dinukleotida
|
Hidrogen
|
5.
|
Ko-Q
|
Koenzim Q atau Quinon
|
Hidrogen
|
6.
|
Sit
|
Sitokrom
|
Elektron
|
7.
|
Fd
|
Ferredoksin
|
Elektron
|
8.
|
ATP
|
Adenosina trifosfat
|
Gugus fosfat
|
9.
|
PAPS
|
Fosfoadenil sulfat
|
Gugus sulfat
|
10.
|
UDP
|
Uridina difosfat
|
Gula
|
11.
|
Biotin
|
Biotin
|
Karboksil (CO2)
|
12.
|
Ko-A
|
Koenzim A
|
Asetil
|
13.
|
TPP
|
Tiamin pirofosfat
|
C2-aldehida
|
2.2. Klasifikasi enzim
2.2.1. Klasifikasi Enzim
Berdasarkan Termpat Kerjanya
1.
Eksoenzim
adalah enzim yang aktivitasnya diluar sel.
2.
Endoenzim
adalah enzim yang
aktivitasnya didalam sel.
2.2.2. Klasifikasi Enzim
Berdasarkan Cara Terbentuknya
1.
Enzim konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar
substratnya, misalnya enzim amilase.
2.
Enzim adaptif, yaitu enzim yang pembentukannya
dirangsang oleh adanya substrat, contohnya enzim β-galaktosidase yang
dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung
laktosa
2.2.3. Klasifikasi Enzim
Berdasarkan Fungsinya
1.
Oksidoreduktase, mengkatalisis reaksi
oksidasi-reduksi, meliputi reaksi pemindahan elektron, hidrogenatau oksigen.
2.
Transferase, mengkatalisis perpindahan gugus
molekul dari suatu molekul ke molekul yang lain, seperti gugus amino, karbonil,
metil, asil, glikosil atau fosforil.
3.
Hidrolase, mengkatalisis pemutusan ikatan
antara karbon dengan berbagai atom lain dengan adanya penambahan air.
Hidrolase dibagi atas
kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu
a. Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan
karbohidrat. Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang
diuraikannya.
b.
Esterase, yaitu
enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
·
Lipase, yaitu enzim yang
menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam
lemak.
·
Fosfatase, yaitu enzim
yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
c. Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang
menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
· Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi
asam amino.
· Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
· Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
d. Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong dalam
proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi
lagi menjadi:
·
Dehidrogenase : enzim ini
memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil
oksidasi.
·
Katalase : enzim yang
menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
e.
Desmolase , yaitu
enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi
lagi menjadi :
·
Karboksilase : yaitu
enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
·
Transaminase : yaitu
enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu asam
organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
4.
Liase, mengkatalisis penambahan
gugusfungsidari suatumolekul tanpa melalui proses hidrolisis.
5.
Isomerase, mengkatalisis reaksi isomerisasi.
6.
Ligase, mengkatalisis reaksi penggabungan dua
molekul dengan dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat.
A. Enzim Protease
Protease merupakan enzim
yang berfungsi untuk menguraikan protein di dalam tubuh dan merupakan enzim
proteolitik, yang berperan penting dalams truktur dan fungsi semua sel dari
makhluk hidup. Penggunaan protease tidak hanya dimanfaatkan dalam tubuh makhluk
hidup saja, tetapi juga dimanfaatkan untuk keperluan diberbagai bidang di luar
kehidupan makhluk hidup. Sebagai contoh dalam bidang farmasi, protease
digunakan dalam proses deproteinasi yaitu proses menghilangkan protein. Proses
deproteinasi ini misalnya digunakan dalam proses pembuatan chitosan, di mana
chitosan ini adalah bahan alami yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai
pengawet makanan karena tidak beracun dan aman bagi kesehatan (non-formalin).
Protease memiliki daya katalitik yang spesifik dan efisien terhadap ikatan
peptida dari suatu molekul polipeptida atau protein. Enzim ini dapat diisolasi
dari beberapa jenis makhluk hidup seperti tumbuhan (papain dan bromelin), hewan
(tripsin, kimotripsin, pepsin, dan renin), mikroorganisme seperti bakteri,
kapang, virus, dan cacing parasitik seperti cestoda, trematoda, dan nematoda
(Betha, 2009).
a. Klasifikasi Enzim
Protease
Hartley (1960) membagi protease menjadi 4 golongan:
1. Protease
serin,
·
Memiliki residu serin dalam lokasi aktifnya.
·
Bersifat endopeptidase
·
Yang termasuk enzim ini: tripsin, kimotripsin,
elastase dan subtilin
2. Protease
sulfihidril (Thiol) atau Sistein
·
Memiliki residu sulfhidril pada lokasi aktif
·
Kerja enzim ini dapat dihambat oleh senyawa
oksidator, alkilator dan logam
berat
·
Yang termasuk enzim ini : protease dari
tanaman dan mikroba seperti papain, fisin dan bromelin
- Protease metal
·
Keaktifannya tergantung pada adanya metal
dengan hubungan stoikiometrik 1 mol metal/1 mol enzim
·
Dapat dihambat oleh EDTA (Ethlene Diamine
Tetra Acetic Acid) dimana dapat mengkelat metal sehingga keaktifan enzim
hilang/berkurang.
·
Yang termasuk enzim ini : karboksipeptidase
untuk beberapa aminopeptidase
- Protease asam atau aspartat
·
Enzim yang pada lokasi aktifnya terdapat dua
gugus karboksil
·
Aktif pada pH rendah
·
Keaktifannya dapat dihambat oleh p-bromofenasilbromida.
·
Yang termasuk enzim ini : pepsin, renin dan
protease kapang.
b. Sumber Enzim
1. Protease
tumbuhan yang dikenal antara lain papain (pepaya) dan bromelain (nanas).
2. Protease
dari hewan yang telah umum adalah tripsin, kimotripsin, pepsin dan renin.
3. Berbagai
jenis bakteri dan kapang yang mampu menghasilkan protease seperti Bacillus
amylolique, B. licheniformis, B. subtilis, B. cereus, B. polymyxa, B.
hermoproteolyticus, Mucor pusillus, M. miehei, Aspergillus orizae,A,sojae dan
A. phoenicis.
B.
Enzim Lipase
Lipase
merupakan kelompok enzim yang secara umum berfungsi dalam hidrolisis lemak,
mono-, di-, dan trigliserida untuk menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol.
Enzim ini juga digunakan untuk hidrolisis triasilgliserol menjadi
diasilgliserol dan asam lemak bebas. Diasilgliserol adalah ester gliserol
digunakan sebagai bahan pengemulsi dan penstabil produk makanan, kosmetika dan
farmasetika. (Seniwati Dali:2009)
Enzim
lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis rantai panjang trigliserida.
Enzim ini memiliki potensi untuk digunakan memproduksi asam lemak, yang
merupakan prekursor berbagai industri kimia. Lipase diklasifikasikan sebagai
enzim hidrolase yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas,
gliserida parsial (monogliserida), digliserida dan gliserida
Enzim
lipase telah banyak dikenal memiliki cakupan aplikasi yang amat luas dalam
bidang bioteknologi, seperti biomedikal, pestisida, pengolahan limbah, industri
makanan, biosensor, detergen, untuk industri kulit dan industri oleokimia
(memproduksi asam lemak dan turunannya).
Enzim
lipase pada tubuh dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke
dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh
lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu Lipid
(seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang
berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening,
sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim
lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki
molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut
dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening ( limfe ).
Lipase
sebagai katalis untuk reaksi esterifikasi dapat diperoleh dari species mikrobia
ataupun tanaman. Nelson dkk. (1996) melakukan ”screening” lipase dari banyak spesies mikroba dalam kemampuannya
melakukan transesterifikasi trigleserida dengan alkohol rantai pendek menjadi
alkil ester. Lipase Mucor miehei
ternyata paling efisien mengubah trigliserida menjadi alkil ester dengan alkohol
primer, sedangkan lipase dari Candida
antartica paling efisien untuk transesterifikasi trigliserida dengan
alkohol sekunder menghasilkan alkohol ester bercabang. Lipase ini juga terbukti
efektif untuk transesterifikasi minyak nabati dan bahan baku lain yang
mengandung asam lemak tinggi menjadi derivat alkil ester.
a.
Sisi aktif enzim lipase
Lipase
juga disebut dengan serin hidrolase yang bekerja pada urutan G-X1-S-X2-G,
dimana G-glycine, S-serine, X1-histidin dan X2-asam
glutamat atau aspartat. Fungsi biologis dari lipase adalah mengkatalisis proses
hidrolisis dari triacylglycerols menjadi
asam lemak bebas.
Interaksi
residu Asp atau Glu bermuatan negatif memungkinkan residu tersebut untuk
bertindak sebagai basis umum yang dapat menangkap sebuah proton dari gugus
hidroksil situs aktif Serin. Sehingga dihasilkan ion alkoksida yang nukleofilik
terhadap residu Serin untuk menyerang gugus karbonil substrat ester membentuk
perantara asil-enzim. Komponen penting lainnya untuk mekanisme katalitik adalah
oxyanion-hole yang terdiri dari donor
ikatan H (kebanyakan ikatan kelompok N-H). Lubang oxyanion membantu untuk menstabilkan
reaksi antara selama katalisis ketika oksigen karbonil membawa muatan parsial
negatif
C.
Enzim amilase
Enzim amilase adalah enzim
yang mengkatalis hidrolisis pada ikatan 1-4 glikosidik pada produk pati dengan
berat molekul rendah, seperti glukosa,maltosa,dan maltotriose. Amilase adalah
enzim yang paling penting dan signifikan dalam bidang bioteknologi, industri
enzim amylase merupakan kelas industri yang memiliki kurang lebih 25% pasar
enzim dunia. Enzim tersebut dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti
tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Sekarang banyak mikrobia penghasil
amylase yang tersedia secara komersial dan mikrobia tersebut hampir seluruhnya
menggantikan hidrolisis kimia pati pada industri produksi pati.
Amilase yang dihasilkan mikroorganisme mempunyai spektrum yang luas pada aplikasi industri karena lebih stabil daripada-amilase yang dihasilkan oleh tumbuhan dan binatang. Keuntungan utama dalam penggunaan mikroorganisme pada produksi amilase adalah kapasitas produksi yang besar dan fakta bahwa mikrobia mudah dimanipulasi untuk menghasilkan enzim dengan karakteristik yang di inginkan.-amilase diperoleh dari bermacam-macam jamur, yeast dan bakteri. Meskipun demikian, enzim dari sumber jamur dan bakteri mendominasi aplikasi dalam sektor industri. amilase mempunyai kemampuan aplikasi yang luas dalam proses industry seperti makanan, fermentasi, tekstil, kertas, deterjen, dan industri farmasi. Amilase dari jamur dan bakteri dapat digunakan dalam industri farmasi dan kimia. Meskipun demikian, dengan perkembangan bioteknologi, aplikasi amilase berkembang di banyak bidang, seperti kesehatan, obat-obatan, dan analisis kimia, seperti aplikasi dalam sakarifikasi pati pada tekstil, makanan, brewing, dan industri distilasi.
Amilase yang dihasilkan mikroorganisme mempunyai spektrum yang luas pada aplikasi industri karena lebih stabil daripada-amilase yang dihasilkan oleh tumbuhan dan binatang. Keuntungan utama dalam penggunaan mikroorganisme pada produksi amilase adalah kapasitas produksi yang besar dan fakta bahwa mikrobia mudah dimanipulasi untuk menghasilkan enzim dengan karakteristik yang di inginkan.-amilase diperoleh dari bermacam-macam jamur, yeast dan bakteri. Meskipun demikian, enzim dari sumber jamur dan bakteri mendominasi aplikasi dalam sektor industri. amilase mempunyai kemampuan aplikasi yang luas dalam proses industry seperti makanan, fermentasi, tekstil, kertas, deterjen, dan industri farmasi. Amilase dari jamur dan bakteri dapat digunakan dalam industri farmasi dan kimia. Meskipun demikian, dengan perkembangan bioteknologi, aplikasi amilase berkembang di banyak bidang, seperti kesehatan, obat-obatan, dan analisis kimia, seperti aplikasi dalam sakarifikasi pati pada tekstil, makanan, brewing, dan industri distilasi.
a. Biokimia enzim amilase
Amylase Pencernaan makanan
secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan
merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang
sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke
seluruh sel yg dibutuhkan.
b. Manfaat enzim amilase
Enzim amylase banyak digunakan sebagai
industri gula cair, makanan, industri tekstil, dan industri farmasi .Enzim ini
juga banyak digunakan pada industri minuman misalnya pembuatan High Fructose
Syrup (HFS) maupun pada industri tekstil, sebagai food additive untuk
memperbaiki tekstur bahan makanan.Penambahan enzim alfa-amilase dalam bentuk
tepung malt atau tepung enzim hasil kerja mikroorganisme dapat meningkatkan
kemampuan menghidrolisa pati yang dikandung dalam tepung terigu, dengan
demikian khamir yang tumbuh pada pembuatan adonan mendapat energi yang cukup
sehingga pembentukan karbon dioksida optimal dan pengembangan adonan menjadi
optimal amilase untuk produksi energi alternatif bioetanol,membantu metabolism
karbohidrat.
c. Cara menghasilkan enzim amylase
Untuk menghasilkan etanol
dari bahan-bahan pati, misalnya serelia,pati tersebut haruslah diubah terlebih
dahulu menjadi gula. Dalam pembuatan bir , ini dapat dilakukan dengan merendam
biji gandum dalam air dan membiarkannya berkecambah. Biji gandum yang baru
berkecambah tersebut akan menghasilkan enzim amylase .Biji kecambah gandum
ditumbuk, dan amilase yang ada akan mengubah pati menjadi gula.
Untuk etanol bahan bakar, hidrolisis pati menjadi
glukosa dapat dilakukan dengan lebih cepat menggunakan asam sulfat encer,
menambahkan fungi penghasil amilase, atapun kombinasi dua cara tersebut. Bila
pati dihidrolisis dengan enzim transglukosidase akan dihasilkan suatu
oligosakarida dengan derajat polimerisasi yang lebih besar. Senyawa ini disebut
dekstrin yang sangat larut dalam air dan dapat mengikat zat-zat hidrofobik
sehingga dipergunakan sebagai food additive untuk memperbaiki tekstur bahan
makanan. enzim amilase yang dapat membantu metabolisme karbohidrat. Khasiat dan
manfaat kacang hijau tidak akan berkurang walaupun direbus lama (sampai
hancur).
D.
Enzim laktase
Enzim lactase
(ß-galaktosidase) adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa. Laktase disebut juga The hidrolase laktase-phlorizin
enzim. Enzim ini spesifik hanya bekerja bila substrat tersebut adalah laktosa
(Ermawati 2011). Enzim ini memiliki dua situs aktif, yaitu laktosa hydrolysing
dan phlorizin (sebuah α glukosida-aril) dan berbagai glycolipids. Aktivitas
dari situs phlorizin berguna pada manusia dalam hal memecah laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa seperti yang telah dijelaskan di atas. Laktosa perlu
dipecah karena tubuh tidak dapat mencernanya, laktosa perlu di pecah menjadi
senyawa yang lebih sederhana yaitu menjadi senyawa monosakarida sehingga dapat
diserap oleh usus ke dalam aliran darah. Glukosa yang diserap nantinya
digunakan sebagai sumber energy sedangkan galaktosa digunakan sebagai komponen
glikolipid dan glikoprotein.
Enzim Lactase
biasanya dapat ditemukan pada hati, usus kecil dan ginjal pada mamalia
(Ermawati 2011). Kerja enzim lactase ini biasanya terjadi dalam usus yang
memiliki konsentrasi bakteri 101-4 mL-1, dengan kondisi ini laktosa yang di
hidolisis oleh enzim lactase sedikit di fermentasi. Enzim Laktase biasanya di
ekskresi pada permukaan apical enterosit pada usus kecil dan di tengah-tengah
usus besar. Enzim ini diproduksi di usus karena enzim lactase ini hanya bekerja
spesifik memecah lakosa ketika berada dalam usus. Enzim lactase sudah mulai
diproduksi oleh janin pada umur 8 minggu, hal ini dapat diketahui dari tes
lactase pada permukaan usus manusia, lalu produksi enzim semakin meningkat
sampai pada minggu ke 36 dan pada waktu melahirkan. Pada saat bayi baru lahir
ini enzim lactase berada dalam puncaknya dalam artian enzim lactase ini lebih
banyak di produksi dari pada masa lainnya. Setelah itu, pada bulan pertama
setelah kelahiran bayi produksi enzim laktosa menurun.
Isolasi atau pemurnian dari enzim lactase ini didapat dari koloni Lactobacillus acidophilus dalam fermentasi ragi. Dari fermentasi ragi ini didapatkan larutan berisi koloni Lactobacillus acidophilus. Lalu dilakukan ultrafiltrasi untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi tinggi untuk menyaring substrat lain selain enzim yang dimaksud seperti garam-garam mineral, sel bakteri Lactobacillus acidophilus, lemak, protein-protein dan masih banyak yang lainnya. Setelah dilaukan ultrafiltrasi baru dilakukan pemurnian dengan kromatografi. Kromatografi yang dilakuan yaitu kromatografi cair dengan teknik elusi gradient, matriknya menggunaan resin. Setelah keluar dari kromatografi, sampel/enzim di spektofotometri. Didapatkan hasil pemurnian berat molekul enzim lactase 400-500kD. Berat ini bias berubah apabila masih didapatkan jenis protein lain dalam sampel murni tersebut. Pemurnian dicukupkan sampai pada tahap ini karena kebutuhannya hanya untuk analisis.
Enzim lactase atau D-galaktose ini disintesis dari D-laktose. D-laktose ini ditambahkan gluosa menjadi α-Galaktosyl intermediet, lalu struktur glukosa tersebut terlepas kembali sehimgga memecah D-laktose menjadi D-galaktose.
Isolasi atau pemurnian dari enzim lactase ini didapat dari koloni Lactobacillus acidophilus dalam fermentasi ragi. Dari fermentasi ragi ini didapatkan larutan berisi koloni Lactobacillus acidophilus. Lalu dilakukan ultrafiltrasi untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi tinggi untuk menyaring substrat lain selain enzim yang dimaksud seperti garam-garam mineral, sel bakteri Lactobacillus acidophilus, lemak, protein-protein dan masih banyak yang lainnya. Setelah dilaukan ultrafiltrasi baru dilakukan pemurnian dengan kromatografi. Kromatografi yang dilakuan yaitu kromatografi cair dengan teknik elusi gradient, matriknya menggunaan resin. Setelah keluar dari kromatografi, sampel/enzim di spektofotometri. Didapatkan hasil pemurnian berat molekul enzim lactase 400-500kD. Berat ini bias berubah apabila masih didapatkan jenis protein lain dalam sampel murni tersebut. Pemurnian dicukupkan sampai pada tahap ini karena kebutuhannya hanya untuk analisis.
Enzim lactase atau D-galaktose ini disintesis dari D-laktose. D-laktose ini ditambahkan gluosa menjadi α-Galaktosyl intermediet, lalu struktur glukosa tersebut terlepas kembali sehimgga memecah D-laktose menjadi D-galaktose.
Sifat Enzim
Laktase ialah spesifik pada satu substrat saja, yaitu laktosa (Gaman &
Sherrington, 1994). Kerja enzim ini memutuskan ikatan glikosida pada laktosa.
PH optimum untuk Enzim ini dapat bekerja dengan maksimal adalah 6,5. Apabila PH
kurang atau lebih dari 6,5 Aktivitas dari enzim lactase bias berkurang bahkan
tidak menimbulan aktivitas. Untuk suhu optimu dari enzim ini dapat bekerja
adalah 50° C. Enzim ini hanya diproduksi saat janin berkembang dan masih bayi,
lalu dengan bertambahnya usia enzim ini semakin sedikit di produksi dalam tubuh
bahkan sampai tidak diproduksi lagi. Tujuan enzim ini diproduksi adalah untuk
memeceh laktosa yang biasanya terdapat dalam susu menjadi senyawa yang lebih
sederhana supaya bias diserap oleh tubuh, biasanya mamalia minum susu dari
induk pada saat masih kecil, bila sudah dewasa tidak minum susu lagi, oleh
karena itu enzim ini tidak diproduksi lagi. Enzim ini rusak oleh adanya asam
lambung atau perubahan PH yang mendekati asam. Enzim ini juga menjadi tidak
aktif jika flora usus normal berubah atau terinfeksi parasit tertenu.
Manfaat enzim
lactase adalah untuk membantu tubuh dapat menyerap laktosa. Enzim lactase ini
dapat dijadikan sebagai enzim assay untuk menguji ada tidaknya laktosa. Untuk
orang yang kekurangan laktase dapat juga dilakukan terapi enzim lactase supaya
tubuh dapat memproduksi enzim lactase. Bisa juga dalam produk susu yang dijual
di pasaran sudah disertakan enzim lactase supaya untuk orang yang defisiensi
laktosa dapat meminum susu teraebut.
Apabila
kekurangan enzim lactose tubuh tidak dapat mencerna laktosa atau menguraikan
laktosa sehingga laktosa dikeluaran melalui feces. Akibat yang timbul pada
proses tersebut adalah diare dang gangguang pencernaan lainnya.
E.
Enzim seloluse
Selulosa adalah senyawa organik dengan rumus ( C6H10O5)n,
sebuah polisakarida terdiri dari rantai linear dari beberapa ratus hingga lebih
dari sepuluh ribu β (1 → 4) terkait D-glukosa unit.
Selulosa adalah komponen struktural utama dinding sel
dari tanaman hijau, banyak bentuk ganggang dan Oomycetes. Beberapa spesies
bakteri mengeluarkan untuk membentuk biofilm. Selulosa adalah senyawa organik
yang paling umum di Bumi. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa
(isi selulosa dari kapas serat adalah 90%, yang dari kayu adalah 40-50% dan
kering rami adalah sekitar 75%).
1.
Enzim Selulase
Selulase merupakan sub bagian dari enzim yang bereaksi
secara hidrolisis. Enzim ini diproduksi terutama oleh jamur , bakteri dan
protozoa yang mengkatalisis cellulolysis (yaitu hidrolisis dari selulosa).
Namun, ada juga selulase yang dihasilkan oleh beberapa jenis lainnya dari
organisme, seperti beberapa rayap dan simbion usus mikroba rayap lainnya. Beberapa selulase diketahui, yang berbeda
secara struktural dan mechanistically.
2.
Enzim
Sellulase sebagai Materi
Enzim
merupakan senyawa organik berupa protein yang berfungsi sebagai katalis,
sehingga disebut juga biokatalisator.
Enzim tersusun dari berbagai asam amino yang membentuk ikatan peptida sehingga
enzim disebut juga sebagai protein. Semua enzim ini diidentifikasi dengan
penambahan akhiran –ase pada nama substansi atau substrat yang
dikatalisisnya. Enzim sellulase
merupakan salah satu sub kelas dari enzim hidrolase.
Enzim sellulase adalah sub kelas dari enzim hirolase
yang mengkatalisis reaksi pemecahan selulosa menjadi selubilosa. Sedangkan enzim hidrolase sendiri
merupakan enzim yang mengkatalis penguraian suatu zat dengan menggunakan air
(proses hidrolisis). Di sini enzim sellulase bereaksi dengan menggunakan
substar dengan bantuan air.
Enzim sellulase memiliki pH optimum sekitar 4,2 – 5,2
yang berada pada saat reaksi berlangsung. Enzim sellulase ini mempunyai berat
molekul 52,00 gram/mol. memiliki suhu optimum 40-50 0C.
Sisi aktif
dari enzim selulase
Sisi aktif
merupakan suatu protein yang tersusun oleh asam amino dimana gugus aktif
yang nantinya akan menjadi tempat melekatnya substrat. Pada selulase sisi
aktifnya ialah asam aspartat dan asam glutamat. Perbedaan dari kedua sisi aktif
diatas terletak pada nilai pKa antara aspartat dan glutamat. Kedua sisi aktif
ini akan bekerja secara bersamaan dalam
mekanisme reaksi. Bagian sisi aktif yang bereaksi merupakan gugus fungsi
dari setiap bagian gugus fungsi tersebut. Suhu yang digunakan pada saat maksimum
dapat mengubah bentuk struktur sehingga dapat bereaksi.
2. Enzim
sebagai katalis
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai
biokatalisator untuk mengarahkan jalannya suatu reaksi, tanpa enzim reaksi
tersebut tidak mungkin terjadi. Enzim tidak mengubah titik kesetimbangan reaksi
yang dikatalisnya, enzim juga tidak habis pakai atau dirubah secara permanen
oleh reaksi-reaksi ini.
Enzim bekerja sangat spesifik hal ini karena enzim hanya
dapat mengkatalis satu reaksi saja. Oleh karena itu untuk enzim selulase
berfungsi untuk menkatalis selulosa menjadi selobiosa.
Enzim hanya bereaksi pada suhu dan pH yang maksimum
ketika pada kondisi itu substrat akan berkontraksi sehingga pada kondisi yang
maksimum enzim itu akan bereaksi sesuai mekanisme yang akan berlangsung. Pada
pH optimum sisi aktif enzim tersebut akan aktif sehingga elektron yang berada
di dalam dan di luar tidak stabil sehingga akan bereaksi.
3. Mekanisme
Reaksi
Enzim memiliki kekhasan dalam mengenali dan mengikat
substrat, karena enzim memiliki sisi aktif yang digunakan untuk mengikat
substrat, sisi aktif yang dimiliki enzim sangat spesifik. Enzim selulase
memiliki gugus aktif --COOH yang merupakan gugus aktif dari asam amino jenis aspartat
dan juga --COOH yang merupakan gugus aktif dari asam glutamat. Kedua gugus
aktif yang terdapat dalam enzim selulase bekerja secara sinergi dalam memutus
ikatan glikoksida dalam selulosa.
Proses hidrolisis selulosa oleh enzim selulase ketika
suhu dan pH optimum terjadi konformasi pada sturktur enzim dimana gugus aktif
yang berada di dalam enzim berputar sehingga berada diluar, akibatnya terjadi
interaksi antara enzim dengan substrat
sehingga terjadi gaya tarik menarik antara enzim
menyebabkan ikatan glikosida pada substrat putus. Gaya tarik menarik pada
ikatan glikosidik pada substrat oleh asam amino yang melibatkan kedua gugus
–COOH dari asam aspartat maupun gugus –COOH dari asam glutamat pada sisi aktif
enzim Pada saat terjadi pemutusan ikatan glikosida, terjadi pula perpindahan
elektron ke gugus yang membawa oksigen. Elektron tersebut digunakan untuk
berikatan dengan hidrogen pada sisi aktif enzim . kemudian terdapat enzim lain
yang menyerang ikatan antara substrat dengan oksigen,sehingga substrat berikatan
dengan 2 atom oksigen.
Pada keadaan
tersebut untuk memutus
ikatan, perlu dilakukan protonasi dahulu karena gugus OH-
bukan merupakan gugus pergi yang baik sehingga diubah menjadi H2O.
Kemudian molekul H2O berperan sebagai nukleofil masuk ke dalam
senyawa intermediet dalam larutan.
Masuknya H2O menyebabkan
ikatan enzim intetrmediet dalam larutan intermediet lepas dan terbentuk
glukosa sebagai hasil akhir.
![]() |
0 Response to "SUBTRAT ENZIM YANG DIKATALISNYA"
Post a Comment